Tuesday, November 11, 2014

Apa yang saya buat ketika lulu dari Sarjana Komputer

Apa yang akan kita lakukan sebagai Sarjana Komputer ?
Mungkin kebanyakan mahasiswa dari Jurusan Sistem Komputer/Sistem Informasi/Teknik Komputer masih bertanya-tanya apa yang mereka lakukan setelah lulus dari universitas tinggi. Namun tenang saja karena banyak lapangan kerja untuk para Sarjana Komputer (S.kom).
Beberapa contoh profesi dan karir yang dapat di tempuh oleh Sarjana Komputer.
Bidang Keahlian
Prospek Karir & Profesi
Rekayasa Perangkat Lunak
Para Sarjana Komputer (S.Kom) yang menyandang gelar Sarjana Teknik Informatika bidang keahlian rekayasa perangkat lunak memiliki peluang terbesar untuk bekerja pada berbagai sektor industri produk maupun jasa, untuk mengisi posisi pada departemen teknologi informasi (EDP) daninformation system development, atau bekerja sebagai System Analyst, System Support, Database Administrator dan Programmer.
Disain Grafis & Multimedia
Berbekal pengetahuan mengembangkan software grafis & multimedia, para Sarjana Komputer yang menyandang gelar Teknik Informatika bidang keahlian Disain Grafis & Multimedia dapat memasuki berbagai macam industri seperti software house, otomasi perkantoran, perusahaan yang bergerak di bidang sistem pengamanan (security system) menggunakan citra / grafis / biometric, perusahaan yang bergerak dibidang advertising, entertainment dan multimedia.
Perangkat Lunak Sistem & Jaringan
Tingginya kebutuhan akan tenaga ahli dalam perangkat lunak sistem dan jaringan menyebabkan profesi ini menjadi salah satu tulang punggung pada industri yang operasionalnya banyak mengandalkan pengolahan data berbasis jaringan. Diantaranya adalah internet service provider (ISP), manufacturing company dan berbagai industri sektor jasa, seperti : rumah sakit, hotel, bank, sekolah dan universitas.
Manajemen Informatika
Salah satu nilai lebih para lulusan Sarjana Komputer (S.Kom) yang menyandang gelar Sarjana Sistem Informasi bidang keahlian manajemen informatika adalah kualifikasi mereka yang mampu mengisi posisi-posisi dalam ruang lingkup yang sangat luas, terutama dibidang manajemen teknologi informasi.
Komputerisasi Akuntansi
Bidang Akuntansi adalah salah satu bidang yang dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman. Perkuliahan mata kuliah Akuntansi berbasis komputer selain membentuk ahli-ahli akuntansi berkualitas tinggi, tetapi juga menjadi tenaga profesional yang handal dalam rekayasa sistem informasi akuntansi serta terampil dalam bidang pengembangan sistem akuntansi, baik yang berbasis komputer maupun manual. Bidang keahlian Komputerisasi Akuntansi mempersiapkan para mahasiswanya untuk bekerja dan membina karir di bidang pengembangan sistem informasi akuntansi yang sangat menunjang semua sektor industri.
E-Commerce
Sektor industri e-commerce seperti perusahaan-perusahaan trading, export-import, hotel dan perbankan adalah beberapa sektor industri yang sangat membutuhkan keahlian di bidang e-commerce.Bidang keahlian ini diharapkan dapat bekerja pada sebuah perusahaan yang bergerak di bidang e-commerce atau bidang internet, untuk mengimplementasikan pengetahuan manajemen dan akuntansi yang diperolehnya secara profesional dalam rangka melakukan rekayasa sistem perdagangan elektronik (e-commerce) & pengembangan sistem informasi berbasis web
Untuk saya sendiri sebagai Mahasiswa Sistem Komputer di Universitas Gunadarma, setelah saya lulus mungkin saya akan meminati di bidang Robotic dan Software Engineering. salah satu tujuan saya mungkin akan membuat Robot Mobil atau Mobil yang dapat berjalan tanpa supir.
Salah satu jenis robot dengan kemampuan istimewa yang belakangan ini banyak menarik minat para ahli untuk dikembangkan adalah robot mobil. Kemampuan dari robot mobil ini sangat beragam sesuai dengan tingkat dan jenis keperluan. Misalnya : kemampuan bergerak dari robot mobil banyak dipakai oleh pabrik dengan lokasi area produksi yang luas untuk kebutuhan transport, kemampuan pengenalan lintasan, banyak dipakai oleh instansi pemadam kebakaran untuk mendeteksi daerah yang telah atau belum terbakar pada suatu bangunan yang terbakar, kemampuan tambahan khusus, seperti mendeteksi keaktifan gunung berapi, menyusup dalam jalur-jalur yang sempit yang tidak dapat dilewati manusia dan masih banyak lagi kemampuan tambahan yang tidak dapat disebutkan satu persatu Robot mobil dapat diaplikasikan sebagai alat bantu pema yang sempit dan berbahaya bagi manusia. Mengacu pada hal tersebut diatas, pada tugas akhir ini saya merancang sebuah robot mobil pemadam api, robot ini mempunyai kemampuan bergerak mandiri tanpa dikendalikan oleh manusia untuk mencari titik api dengan menerapkan teknik wall following sebagai alat navigasinya.
dam kebakaran, terutama untuk menjangkau daerah
Sudah banyak jenis robot mobil yang mulai di terapkan di dunia nyata. Salah satu nya iyalah TerraMax yang merupakan kendaraan berat (truk) dibuat oleh Oskosh Company yang dapat berjalan tanpa supir dan hanya di bantu dengan bimbingan ultra sonic atau remote control dari jauh
Dan Google Robotic Cars yang menggunakan LiDAR dan Velodyne 64-Beam Laser yang berguna sebagai memungkinkan mobil menggambarkan lingkungan di sekitar nya secara 3D.

Namun mungkin saya pertama kali akan mencoba membuat Robot Mobil yang paling sederhana yaitu Robot Mobil Pemadam Kebakaran dalam skala kecil.
Salah satu jenis penggerak robot mobile yang umum digunakan terutama untuk dioperasikan dalam ruangan adalah robot mobil adalah dengan sistem penggerak diferensial (differential drive). Alasan utamanya karena relatif lebih fleksibel dalam melakukan manuver serta kemudahan dalam pengontrolannya. Robot jenis ini pada dasarnya memiliki dua roda utama yang masing-masing digerakkan oleh penggerak tersendiri dan sebagai penyeimbang umumnya robot ini dilengkapi juga dengan satu atau dua.buah roda castor yang ditempatkan dibagian belakang robot tersebut. Gambar dibawah
 memperlihatkan arsitektur robot dilihat dari bagian atas

Berdasarkan sifatnya, robot mobil jenis ini termasuk dalam katagori robot non holonomic yaitu posisi serta arah (orientasi) berada dalam keadaan saling terkopel, dalam hal ini secara praktis robot tidak dapat bertranslasi ke sebelah kiri (atau kanan) tanpa terlebih dahulu mengubah orientasi robot tersebut

Robot ini memiliki 3 perangkat yang paling penting yaitu :
1.       Mikrokontroller AT89S52

Mikrokontroler AT89S52 adalah sebuah chip mikrokomputer 8 bit yang mempunyai 8 Kbyte memori program jenis flash atau disebut Flash Programable & Erasable Read Only Memory (PEROM). Piranti Mikrokontroler ini dibuat dengan menggunakan teknologi memory non-volatile dari Atmel dengan instruksi-instruksi program yang kompatibel dengan mikrokontroler standar MCS’51.

Chip mikrokontroler ini terdiri dari kombinasi CPU 8 bit dengan flash memory, menjadikan AT89S52 sebagai mikrokomputer yang sangat populer, berdaya guna yang dapat memberikan solusi paling efektif, murah dan sangat fleksibel untuk aplikasi-aplikasi pengontrolan. AT89S52 mempunyai beberapa kelebihan antara lain: memiliki flash memory 8 Kbyte, RAM 256 byte, 32 Input-Output, tiga timer 16 bit, 2 masukan interupsi , port serial dua arah, rangkaian
clock dan oscilator internal.

2.       ADC 0832

ADC 0832 adalah salah satu jenis ADC yang menganut sistem serial dalam pengiriman datanya. Untuk mengakomodasi sistem ini, didalam chip ADC 0832 terdapat rangkaian shift register yang dirangkai pada mode PISO (Paralel In Serial Out)
3.       Sensor Ultrasonik


Sensor ultrasonik adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara dan digunakan untuk mendeteksi keberadaan suatu objek tertentu frekuensi kerjanya pada daerah diatas gelombang suara dari 40 KHz hingga 400 KHz.

Monday, October 27, 2014

Pembenaran EYD pada Artikel

JAKARTA, KOMPAS.com — Kawasan Monumen Nasional di Jakarta Pusat masih belum bisa bersih dari pedagang kaki lima. Serbuan pedagang bahkan tampak sangat mencolok pada akhir pekan.

Pada Sabtu (25/10) dan Minggu (26/10), misalnya, area taman di dalam pagar kawasan Monumen Nasional (Monas) dipenuhi PKL yang menjual aneka jenis barang dagangan.

Ada pedagang yang membawa makanan dan minuman dalam kemasan dalam keranjang dan berkeliling. Hal serupa dilakukan pedagang tikar, kacamata, dan aneka jenis barang lainnya.

Pedagang lain menggelar barang dagangan mereka dengan beralaskan plastik lebar. Barang dagangan yang dijual pedagang jenis ini antara lain pakaian, topi, suvenir, dan mainan anak.

Ada pula pedagang yang memboyong gerobak lengkap dengan meja-kursi serta tenda. Untuk memasang tenda, mereka mematok paku besar di batu alam.

Tidak hanya itu. Ada pula pedagang yang menggelar komedi putar, persewaan sepeda motor kecil untuk anak, serta area bermain anak berukuran jumbo.

Kartika, seorang pengunjung Monas, mengatakan, kondisi Monas saat ini mirip pasar rakyat. ”Mau cari apa saja bisa di Monas ini. Tapi, ya, konsekuensinya taman ini jadi sangat ramai. Belum lagi sampah yang bertebaran di mana-mana,” kata warga Pancoran ini.

Meskipun demikian, Monas masih menjadi tempat tujuan wisata bagi sebagian orang. ”Paling murah, ya, ke Monas. Apalagi untuk anak-anak. Kalau soal pedagang, ya, harus pintar-pintar cari pedagang yang benar. Kalau tidak, bisa kena getok harganya,” kata Zulkifli, warga Cikini.

Zulkifli memilih jajan di tenda kuliner yang disediakan pada acara Jakarta Marathon di Monas. Selain harganya pasti, kenyamanan menikmati makanan serta kebersihan dianggap lebih terjamin.

Kepala Unit Pengelola Kawasan Monas Rini Hariyani mengatakan, tantangan pembenahan Monas masih sangat besar, terutama soal pengaturan PKL.

”Menata PKL ini tidak mudah karena mereka sudah lama berjualan. Beberapa kali kami tertibkan, mereka terus melawan,” katanya.

Rini mengatakan, pihaknya akan berkonsultasi dengan Garnisun untuk menjajaki kemungkinan penjagaan pintu masuk Monas oleh tentara. Langkah ini diharapkan bisa membantu penertiban PKL agar tidak lagi masuk ke area Monas.

Sementara perbaikan menyeluruh pagar Monas belum bisa dilakukan tahun ini karena terkendala anggaran. Pagar yang ada saat ini memiliki banyak celah. Ada pagar yang bisa diangkat sehingga orang bisa menerobos masuk. Ada pula perusakan pintu pagar. Rini menargetkan, tahun depan pagar akan diperbaiki seluruhnya setelah anggaran cair.

Adapun tempat relokasi PKL di area IRTI, yang dibuat pihak ketiga, belum bisa digunakan karena masih tahap penyelesaian. Selain itu, UP Kawasan Monas juga tengah menyiapkan peraturan agar pengelolaan lokasi relokasi itu bisa dilakukan pihak professional

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2014/10/27/18093391/PKL.Masih.Marak.di.Area.Taman.Monas


Salah
Benar
1.        Memboyong
Membawa
2.        Mematok
Memaku
3.        Jumbo
Besar
4.        Mau cari
Mau Mencari
5.        Taman ini jadi sangat ramai
Taman ini menjadi sangat ramai
6.        harus pintar-pintar cari pedagang
Harus pintar mencari pedagang
7.     Kawasan Monas juga tengah menyiapkan
Kawasan Monas juga sedang menyiapkan


Tuesday, October 21, 2014

Betapa Hebat nya Bahasa Indonesia

Betapa Hebat nya Bahasa Indonesia

Tahukah anda bahwa Bahasa Indonesia merupakan menduduki peringkat 15 di Bahasa tersulit di pelajari ? Dan Tahukah anda bahwa Bahasa Indonesia Dipelajari di 45 Negara ?
Kita yang memang lahir di tanah air Indonesia sering kali meremehkan  Bahasa Indonesia. Contoh pada saat Ujian Bahasa Indonesia saat sekolah atau kuliah, kita akan sering dapati banyak murid mengatakan  tidak perlu belajar untuk menghadapi Ujian Bahasa Indonesia dan betapa terkejut nya mereka saat melihat hasil ujian mereka yang di bawah rata-rata karena meremehkan Bahasa Indonesia.

Mengapa Bahasa Indonesia di anggap sulit di mata dunia ?

Pertama karena Imbuhan. Imbuhan merupakan masalah yang paling besar di Bahasa Indonesia, dengan Imbuhan awal layak nya, me-, ke-, di-, ter-, pe-, dan imbuhan akhir seperti –kan, -i, -nya, -an, yang membuat banyak orang yang terjebak, bila kata memiliki imbuhan berbeda maka berbeda pula arti nya. Contoh nya seperti Penari dan Menari, Penari berarti seseorang yang (mengerjakan) menari sedangkan Menari berarti memainkan tari (menggerak-gerakkan badan  dengan berirama dan sering diiringi dengan bunyi-bunyian). Hanya perbedaan pada Pe- dan Me- membuat sebuah arti kata berbeda jauh.

Kedua karena Kata Serapan, bahkan Bahasa Indonesia pun bukan semua nya asli dari Indonesia. Kata serapan ialah kata yang berasal dari Bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke dalam suatu Bahasa dan di terima pemakaiannya secara umum. Kata seperti Artis, Balon, dan Kalkulator merupakan kata serapan dari Artist, Balloon, dan Calculator.

Ketiga adalah Kata singkatan. Mungkin kita sudah familiar dengan kata Capres dan Pemilu, kedua kata itu merupakan singkatan dari Calon Presiden dan Pemilihan Umum. Dengan banyak nya berbagai  kata singkatan membuat kosakata Bahasa Indonesia menjadi lebih banyak dan membuat Bahasa Indonesia lebih beragam.

Dan yang terakhir adalah Variasi Kata. Inilah yang membuat Bahasa Indonesia sangat berbeda dengan Bahasa Inggris, contoh nya kata nasi atau rice di Bahasa Inggris, di Indonesia nasi yang di masih di tanam di sebut padi, setelah di panen menjadi gabah, dan lalu menjadi beras, setelah di masak baru lah menjadi kata nasi. Sedangkan di Bahasa inggris semua nya tetap di sebut rice walaupun berbeda bentuk nya.

Karena ke empat masalah itu lah yang membuat Bahasa Indonesia menarik di mata dunia dan ingin mempelajari nya.


Menurut Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Departemen Luar Negeri Andri Hadi pada rapat pleno Kongres IX Bahasa Indonesia, 

"Saat ini ada 45 negara yang ada mengajarkan bahasa Indonesia, seperti Australia, Amerika, Kanada, Vietnam, dan banyak negara lainnya," katanya. Mengambil contoh Australia, Andri Hadi menjelaskan, di Australia bahasa Indonesia menjadi bahasa populer keempat. Ada sekitar 500 sekolah mengajarkan bahasa Indonesia. Bahkan, anak-anak kelas 6 sekolah dasar ada yang bisa berbahasa Indonesia".
Lebih dari itu menurut Kompas, bahasa Indonesia merupakan bahasa kedua di Vietnam. Berikut kutipannya.

"JAKARTA, KOMPAS.com--Pemerintah Daerah Ho Chi Minh City, Vietnam, mengumumkan Bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua secara resmi pada bulan Desember 2007, kata seorang diplomat Indonesia.

"Bahasa Indonesia sejajar dengan Bahasa Inggris, Prancis dan Jepang sebagai bahasa kedua yang diprioritaskan," kata Konsul Jenderal RI di Ho Chi Minh City untuk periode 2007-2008, Irdamis Ahmad di Jakarta pada Jumat.

Perguruan tinggi disitu juga mengadakan lomba pidato dalam Bahasa Indonesia, lomba esei tentang Indonesia dan pameran kebudayaan. Universitas Hong Bang, Universitas Nasional HCMC dan Universitas Sosial dan Humaniora membuka studi Bahasa Indonesia.

"Jumlah mahasiswa yang terdaftar sampai Nopember 2008 sebanyak 63 orang dan menurut universitas-universitas itu, minat untuk mempelajari Bahasa Indonesia cenderung meningkat," kata Irdamis.


Itu lah mengapa kita sebagai rakyat pengguna asli Bahasa Indonesia seharus nya bangga dengan Bahasa Indonesia. Janganlah kita meremehkan Bahasa Indonesia, bisakah kalian bayangkan betapa malu nya bila pemuda-pemudi di Vietnam dapat menggunakan Bahasa Indonesia lebih baik dari pemuda-pemudi Indonesia ?

Thursday, June 19, 2014

Gesture Recognition Subsystem

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Softskill adalah salah satu pelajaran yang sangat penting bagi mahasiswa karna dapat mengembangkan pengetahuan tentang perilaku mahasiswa\ sebagai warga negara yang baik . Salah satu media yang dapat mengasah dan mengembangkan pemikiran peserta didik dalam pelajaran ini adalah karya tulis. Karya tulis yang saya buat ini adalah tentang "Gesture Recognition Subsystem" ini merupakan suatu sumbangan pikiran pikiran dari penulis untuk dapat digunakan oleh pembaca. Terima kasih , mohon maaf jika saya ada kekurangan pada karya tulis ini

Makalah ini di buat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu tertentu sehingga menghasilkan sebuah karya tulis yang bertujuan untuk menjelaskan sebuah teknologi baru.
Terima kasih , mohon maaf jika saya ada kekurangan pada karya tulis ini


Apa itu Gesture Recognition ?
Gesture Recognition adalah sebuah topic dalam ilmu computer dan Bahasa teknologi dengan tujuan menafsirkan gerakan manusia melalui algoritma  Gestures dapat berasal dari setiap gerak tubuh  tetapi umumnya berasal dari wajah atau tangan.  Fokus saat ini adalah emotion recognition dari wajah dan hand gesture recognition. Banyak yang berusaha dengan menggunakan kamera dan computer vision algorithms untuk menafsirkan Bahasa isyarat. Namun, identifikasi dan pengenalan dari postur, gaya berjalan, proxemics, dan perilaku manusia juga subjek dari gesture recognition. Gesture Recognition dapat dilihat sebagai cara bagi komputer untuk mulai memahami bahasa tubuh manusia, sehingga dapat membangun jembatan yang lebih kuat Antara mesin dan manusia daripada antarmuka pengguna teks primitif atau bahkan GUI (graphical user interfaces), yang masih dibatasi hanya untuk keyboard dan mouse.



Gesture Recognition memungkinkan manusia untuk berkomunikasi dengan mesin (HMI) dan berinteraksi secara alami tanpa perangkat mekanis. Menggunakan konsep gesture recognition, memungkinkan  untuk menunjuk jari pada layar komputer sehingga kursor akan bergerak sesuai keinginan.
Gesture Recognition dan Pen Computing : komputasi ini tidak hanya akan mengurangi dampak hardware dari sistem tetapi juga meningkatkan jangkauan penggunaan objek dunia fisik bukan objek digital seperti keyboard, mouse. Dengan ini kita dapat menerapkan dan dapat membuat tesis baru untuk menciptakan perangkat keras baru ada persyaratan dari monitor juga. Ide ini dapat membawa kita untuk penciptaan tampilan hologram. Gesture Recognition telah digunakan untuk merujuk lebih sempit untuk simbol tulisan tangan non-text-input, seperti tinta pada tablet grafis, multi-touch gestures, dan gesture recognition tikus. Ini adalah interaksi komputer melalui menggambar simbol dengan kursor khusus.

Baca Makalah dan presentasi lengkap nya : Link

Thursday, April 10, 2014

Makalah Softskill IMK : Data System : Programming game technology

1.      
Teknologi dan Game merupakan dua hal yang saling berkaitan. Sudah banyak game yang beredar pada saat ini di semua platform layak nya PC, Konsol dan Gadget sekalipun. Game pada era sekarang sudah layak nya kebutuhan untuk beberapa orang, sebagai penghibur dan untuk menghilangkan stress dari segala masalah dunia nyata. Seluruh Game pasti di buat dengan cara menggunakan alat ataupun software. Dan tentu saja setiap jaman teknologi engine dan software untuk membuat Game berevolusi tiap tahun nya. Grafis game tahun 2014 jelas jauh berbeda dengan grafis game tahun 90 an.

 Rocktstar North membuat game Grand Theft Auto V menggunakan RAGE Engine, Euphoria dan Bullet Physics. Alat atau software ini membantu meningkatkan kualitas Game tersebut.


Ada beberapa Engine atau Software yang di sediakan memang untuk masyarakat yang ingin mencoba membuat game mereka sendiri, layak nya RPG Maker yang di buat oleh Enterbrain

Dan saya akan menjelaskan apa itu RPG Maker.
Baca Makalah dan presentasi lengkap nya di sini disini

Friday, November 29, 2013

MANAJEMEN RESIKO

MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN PERANAN RISK-BASED SUPERVISION DALAM PENILAIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN




Disusun Oleh :

Syahrian Alvi Utama
27112237
2KB01




Universitas Gunadarma


Kata Pengantar

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, karena dengan karunianya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kepada pembaca dan mahasiswa.
Dalam makalah ini terdapat penjelasan contoh perusahaan manajemen resiko operasional ,mudah-mudahandengan dibahasnya tentang hal ini, mahasiswa dapat mengerti dan memahami. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Resiko, yang mana telah membimbing kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Ucapan terimakasih juga kepada orang tua yang selalu mendukung dan menyayangi saya sehingga saya semangat untuk mengerjakan makalah ini.
                                                                                       

Maros, 30 November 2012



Penulis


i
DAFTAR ISI


Kata Pengantar           ……………………….……………………………............            i
Daftar Isi                     ……………………….……………………………............            ii

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang  ……………………….……………………………............            1
2. Rumusan           ……………………….……………………………............            2

BAB II
PERMASALAHAN             
  Pembahasan materi               ……………………………………………………..          4

BAB III
PENUTUP        
               1.    Kesimpulan       ……………………….……………………………           10
               2.    Saran                 ……………………….……………………………           13

DAFTAR PUSTAKA                        ……………………….……………………………...        14



                                                                                          ii
BAB I
PENDAHULUAN

MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN
1.                  Latar Belakang
Risk Management sebenarnya diperlukan bukan hanya di dunia perbankan namun dapat juga diterapkan di berbagai aktivitas. Faktor risiko yang dipertimbangkan akan berbeda dari aktivitas yang satu dengan yang lain. Dalam dunia perbankan, hal tersebut sangat menarik untuk disimak mengingat faktor risiko yang terjadi dapat bersumber dari berbagai faktor serta definisi risikonya terbatas menyangkut kepada kerugian yang mungkin timbul di masa mendatang. Dalam hal ini, risk management diperbankan diharapkan dapat mengendalikan risiko-risiko yang mungkin timbul untuk mengurangi kerugian apabila terjadi.
Terdapat pertanyaan: apakah pada saat ini perbankan diIndonesia belum secara utuh menerapkan risk management? Perbankan di Indonesia tentunya sudah melakukan analisis-analisis dan teknik yangberkaitan dengan upaya untuk mengurangi kerugian yang timbul dimasamendatang melalui proses pengelolaan risiko kredit seperti analisis kredit. Kegiatan demikian sudah merupakan salah satu dalam prosespengendalian risiko, sehingga kalau dikatakan bahwa perbankan di Indonesia sama sekali belum menerapkan pengendalian risiko juga tidak sepenuhnya valid. Namun demikian pendekatan dalam pengendalian risiko masih menggunakan teknik dan pendekatan konvensional, sehingga efektivitasnya masih dipertanyakan, belum efektif dan perlu diuji kembali konsistensi penerapannya.
Dengan diterapkannya perhitungan kebutuhan modal minimum yang dihitung berdasarkan risiko secara internasional melalui rekomendasi yang dikeluarkan Basle Committee on Banking Supervision (i.e. Basle Accord 1988), maka perkembangan risk management  semakin pesat untuk mengembangkan perhitungan risiko yang lebih akurat ( modelling ). Kondisi demikian didasarkan kepada diperbolehkannya Bank-bank dalam menghitung kebutuhan modal minimum dengan menggunakan internal model   khususnya risiko pasar (Amandemen Basle Accord, BIS , 1996), dengan persyaratan-persyaratan tertentu.
1
Mengingat risk management  secara utuh di Indonesia masih dalam proses persiapan untuk penerapannya, tentu masih banyak para praktisiperbankan masih perlu pemahaman secara lebih mendalam berkaitan dengan risk management . Makalah ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara umum tentang  risk management  serta peran para senior  management  dalam penerapannya.
           
PERANAN RISK-BASED SUPERVISION DALAM PENILAIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN
            Perkembangan industri keuangan, khususnya industri perbankan,dalam dekade terakhir dapat dikatakan cukup dramatis. Agar tetap dapat beroperasi secara kompetitif, perbankan dituntut untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan bisnis perbankan yang senantiasa berkembang. Tidak hanya bankers, para pengawas bank juga diharapkan dapat merespon perubahan-perubahan yang terjadi. Namun dalam prakteknya tidak dapat dipungkiri bahwa respon pengawas bank terhadap perubahan dunia usaha tidak secepat para bankers.
            Banyak faktor yang dapat mendorong terciptanya sistem perbankan yang sehat dan stabil, namun yang dirasakan cukup berperan penting adalah penerapan sistem pengawasan bank yang efektif. Menjawab permasalahan ini, Basel Committee on Banking Supervision telah mengeluarkan Prinsip-prinsip Dasar Pengawasan Bank yang Efektif  (Core Principles) sebagai acuan bagi otoritas pengawas bank dalam menciptakan pengawasan bank yang efektif.
            Dalam prakteknya, efektivitas system pengawasan bank bergantung pada beberapa faktor, antara lain :
(i)    kebijakan ekonomi makro yang sehat dan stabil,
(ii) tersedianya infrastruktur publik yang baik, antara lain sistem hukum, prinsip akuntansi keuangan, akuntan publik yang kompeten dan independen, ketentuan pasar modal dan sistem pembayaran yang mendukung
 (iii) disiplin pasar (market discipline) yang efektif,
(iv) prosedur penyelesaian bank-bank bermsalah yang efektif, dan
(iv) mekanisme untuk menyediakan jarring pengaman (public safety net) yang memadai.
2
            Disamping itu, faktor-faktor yang tidak kalah pentingnya adalah kesesuaian antara pendekatan/pola pengawasan yang diterapkan dengan kondisi bank yang diawasi, sertasumber daya manusia sebagai pendukung utama pengawasan bank.
            Dalam kaitannya dengan kedua faktor terakhir tersebut, saat ini Bank Indonesia sedang dalam proses pengembangan dan penerapan kebijakaan, prosedur, serta praktek pengawasan perbankan, yang diharapkan mampu secara efektif menilai kesehatan dan kestabilan bank. Strategi yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah melalui implementasi risk based supervisory system. Dalam praktek pengawasan perbankan internasional, risk based supervision dipandang sebagai konsep pengawasan yang komprehensif dan dinamis karena tidak hanya melihat kondisi bank saat ini, namun juga kemungkinan kinerja dimasa mendatang, termasuk menilai kemampuan bank dalam menghadapi risiko potensial, baik risiko bank secara individu maupun risiko sistem perbankan (systemic risks).

2.       Rumusan Masalah
a. Mengapa Risk Management  Diperlukan?
b. Resiko apa saja yang ada dalam bidang perbankan?
c. Apa dan mengapa Risk-Based Supervision?


3
BAB II
Permasalahan


MENGAPA RISK MANAGEMENT  DIPERLUKAN?
Dalam setiap usaha tentunya bertujuan untuk mendapatkankeuntungan (return) dengan mengeluarkan biaya seminimal mungkin. Namun terdapat beberapa faktor yang sulit untuk dikendalikan untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan biaya. Dalam penerapannya terdapat beberapa kendala :
a.       Kontrak antara nasabah dan Bank itu mengikat dalam jangkawaktu yang relatif lama, sehingga dapat terjadi bahwa return secara jangka pendek baik namun secara jangka waktu yang relatif panjangperlu diprediksi dari awal seberapa jauh kemungkinan return tersebutsulit diperoleh kembali di masa mendatang.
b.      Terdapat  moral hazard   dari counterparties untuk tidak memenuhikewajibannya di masa mendatang.
c.       Bank tidak mempunyai kemampuan untuk selalu memantausecara ketat kondisi counterparties
d.      Terdapat  constraint  dari internal management  Bank untukmelakukan pengendalian secara comprehensive terhadap seluruhkomponen yang dapat merugikan Bank.
e.       Terdapat  moral hazarddari business unit untuk selalumengutamakan return dan mengesampingkan risk.
Kondisi tersebut di atas terasa sekali terutama terdapat pada Bank-bank yang belum secara formal menerapkan risk management, akibatnya sering sekali terjadi bahwa Bank menyadari adanya kerugian setelah keuntungan Bank menurun atau tersedianya modal Bank berkurang. Risk management  diharapkan dapat mendeteksi maksimum kerugian yang mungkin timbul di masa mendatang serta kebutuhan tambahan modalapabila dampak proyeksi kerugian dimaksud dapat mengakibatkan jumlah modal di bawah ketentuan minimum yang dipersyaratkan otoritas pengawasan.
4
            Bagi pengelolaan Bank yang dilakukan secara konvensional umumnyabelum secara formal melakukan proyeksi maksimum kerugian yangmungkin timbul di masa mendatang, sehingga kerugian-kerugian yangtimbul benar-benar disadari setelah terjadi serta belum secara efektif dikendalikan sebelum kerugian benar-benar terjadi.

2.                  RISIKO DI BIDANG PERBANKAN
            Usaha jasa perbankan mengandung beberapa unsur risiko mengingat kontrak antara Bank dengan nasabah mengikat dalam kurun waktu kedepan. Dengan demikian masing-masing pihak mempunyai moral hazard untuk tidak memenuhi kewajibannya di masa mendatang atau kondisi external (pasar) berubah ke arah yang merugikan Bank antara lain fluktuasinilai tukar dan suku bunga. Kemungkinan tidak terpenuhinya kewajiban nasabah kepada Bank maupun fluktuasi faktor external perlu dikendalikan untuk meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi di Bank. Proses dalam mengendalikan berbagai risiko dimaksud perlu diformalkan dalam management Bank.
            Risiko dapat berupa risiko kredit apabila nasabah tidak memenuhi kewajibannya kepada Bank. Namun demikian masih banyak risiko-risiko lainnya seperti risiko nilai tukar, suku bunga dan operasional yang seringsekali dapat menyebabkan Bank mengalami kerugian yang cukup besar. Masih terdapat beberapa risiko yang juga dapat menimbulkan kerugianbagi Bank seperti  reputational risk, strategic risk, legal risk, political risk, country risk, namun quantifikasi dan management dari risiko dimaksu dmasih sulit dilakukan. Mengingat tidak setiap risiko selalu menjadi ancaman bagi Bank, maka setiap Bank akan melakukan identifikasi terhadap risiko-risiko yang mungkin timbul serta melakukan manajemen risiko sesuai dengan tingkat kompleksitas usahanya.
Dalam menerapkan manajemen risiko, proses yang dilakukan meliputi :
a.       menyusun business plan tahunan untuk masing-masing business unit  dengan mengacu kepada arahan dari top management  berkaitan dengan sasaran tahunan yang ingin dicapai maupun risiko yang perlu  dipertimbangkan;
b.      menyusun proyeksi risiko yang dengan mengacu kepada business plan serta posisi modal yang diperlukan untuk mendukung dalam pelaksanaan business plan dimaksud. Apabila modal yang tersedia belum mencukupi maka dilakukan pembicaraan di senior management level  untuk melakukan penyetoran modal atau melakukan revisi business plan
5
c.       Menetapkan pendelegasian wewenang kepada setiap business unit  yang terlibat untuk menerapkannya serta rambu-rambu yang perlu dipatuhi berupa limit-milit risiko agar Bank dapat mengendalikan risiko secara keseluruhan sejalan dengan strategi Bank.
d.      business unit  melaksanakan fungsinya dengan mematuhi limit-limit yang telah ditentukan.
e.       risk management unit  melakukan monitoring  atas risiko yang diekspos oleh masing-masing business unit  maupun melakukan konsolidasi terhadap seluruh risiko serta memonitor posisi modal yang tersedia. Apabila terjadi pelaksanaan yang menyimpang maka perlu dibicarakan pada risk management committee untuk mendapatkan keputusan maupun rekomendasi kepada manajemen puncak.
            Dalam penerapan risk management diperlukan prasarana antara lain risk assessment metodology, sistim informasi, internal control dan sumber daya manusia yang memadai untuk menjamin efektivitas risk management  process itu sendiri. Dengan penerapan risk management diharapkan setiap langkah dari business unit  akan dapat di monitor  oleh top management untuk koordinasi serta mengurangi moral hazard  dari masing-masing business unit  untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan keuntungan relatif tinggi(spekulasi) tanpa mengindahkan unsur risiko yang mungkin terjadi. Disamping itu, top management juga dapat melihat eksposur risiko secara konsolidasi bila dikaitkan dengan tersedianya modal Bank.

3.                  PERLUNYA PENERAPAN RISK MANAGEMENT DI PERBANKAN INTERNATIONAL
            Berkembangnya penerapan risk management pada perbankan tidak terlepas dari kesepakatan dalam Basel Committee for Banking Supervision di Basle (BIS) yang telah beberapa kali mengeluarkan pedoman perhitungan kebutuhan modal minimum yang didasarkan kepada risikoyang dihadapi. Tahun 1988, Basel Committee mengeluarkan pedoman perhitungan kebutuhan modal untuk mengcover  risiko kredit. Pedoman initelah diterima dan diterapkan hampir di seluruh dunia termasuk Indonesia meskipun dalam pedoman tersebut masih terdapat beberapa kelemahan-kelemahan.
            Perbankan internasional telah mengembangkan pendekatan perhitungan risiko untuk mendapatkan hasil proyeksi yang lebih mendekatikebenaran, mengingat pendekatan Basle Committee lebih bersifat penyederhanaan atas risiko-risiko yang ada untuk memudahkan penerapannya.

6
            Disamping itu Basle Committee juga memperkenankan Bank untuk menggunakan modelnya sendiri dalam menghitung risiko dalam rangka perhitungan kebutuhan modal minimum baik untuk market risk  (BIS,1996) maupun credit risk  dan operational risk  (BIS, 2001).
            Model yang digunakan diharuskan mendapatkan persetujuan lebih dahulu dari Bank Sentral atau lembaga pengawasan jasa keuangan sebelum secara resmi dipergunakan untuk menghitung CAR. Secara umum model yang digunakan dapat menghasilkan perhitungan volatilitas yanglebih akurat serta kebutuhan modal yang lebih rendah bila dibandingkan dengan menggunakan metode  standard  yang diusulkan oleh Basle Committee. Beberapa persyaratan harus dipenuhi sebelum Bank dapat menggunakan internal model  dalam perhitungan CAR. Persyaratan tersebut meliputi minimum requirement  secara kualitatif maupun kuantitatif.Persyaratan kualitatif meliputi risk management process yang harus ditempuh oleh Bank diantaranya keterlibatan senior management, sedangkan persyaratan kuantitatif meliputi data, model dan testing metodologi yang harus dilakukan oleh Bank.

4.                  PERAN SENIOR MANAGEMENT

            Keterlibatan senior management dalam risk management process merupakan keharusan dalam risk management  di perbankan untuk meyakinkan bahwa strategi dalam risk management, pendekatan perhitungan risiko, delegasi pelaksanaan, dan proses yang diterapkan sudah disetujui oleh  management Bank. Sasaran dalam risk management ini agar risiko dikendalikan dengan baik sehingga modal yang ada dapat menopang risiko yang mungkin timbul di masa mendatang.
            Keterlibatan senior management dalam penerapan risk management diwujudkan untuk mengetahui kondisi Bank melalui penyampaian laporan-laporan kepada Direksi Bank dan keikutsertaannya dalam risk management committee dimana dalam komite ini bertanggung jawab untuk menyusun Kebijakan dan Pedoman Penerapan Manajemen Risiko serta perubahannya apabila diperlukan Strategi kebijakan akan dibuat setiap tahun menjadi input atau acuan bagi business unit  membuat business plan.


7
            Dalam menyusun strategi kebijakan dalam risk management akan memperhatikan beberapa halseperti tersedianya modal, expertise yang ada, sistim informasi, dan kapasitas business unit. Ukuran keberhasilan atas strategi ini diantaranya kelancaran dan konsistensi dalam implementasi serta pencapaian target  dari masing-masing business unit mengkoordinasikan dan memantau seluruh penerapan Strategi Manajemen Risiko Progress penerapan menejemen risiko secara konsolidasi akan dilaporkan secara rutin kepada risk management committee sebagai bahan evaluasi atas penerapan strategi yang telah disusun. Tindak lanjut atas evaluasi in dapat berupa revisi kebijakan dengan maksud untuk menjaga keseimbangan antara risiko yang dihadapi oleh Bank, tersedianya modal serta pencapaian target laba rugi Bank, menyetujui penerapan manajemen risiko yang melampaui wewenang pimpinan satuan kerja operasional Sebagaimana diketahui bahwa setiap satuan kerja operational(business unit) diberikan limit-limit berkaitan dengan risk untuk menghindari excessive risk.
            Dalam pelaksanaannya limit-limit dimaksud dapat saja tidak valid karena kalau diikuti maka akan terjadi kerugian yang relatif besar. Dalam kondisi demikian pelampauan limitdapat saja dilakukan dengan catatan harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari risk management committee untuk dipertimbangkan sejauh mana effek dari pelampauan limit dimaksud terhadap kondisi Bank secara konsolidasi.
            Menyusun contingency plan dalam kondisi tidak normal Dalam kondisi tidak normal, maka aturan main dalam risk management  mungkin tidak diterapkan dengan baik mengingat apabila tetap diterapkan maka akan terjadi kebuntuan dalam operasi Bank.Dalam kondi demikian risk management committee berwenang untuk menyusun berbagai scenario dalam kondisi tidak normal. Diantaranya pelampuan-pelampuan limit dapat saja dilakukan dalam kondisi tidak normal, memantau kecukupan permodalan Bank terhadap risk exposure sesuai ketentuan BI yang berlaku Tanggungjawab atas kecukupan permodalan Bank dapat berada pada risk management committee dimana didalammya termasuk Presiden Direktur dan mayoritas anggota Direksi. Mengingat monitoring  atas posisi risiko Bank selalu dilaporkan kepada risk management committee maka indikasi kekurangan modal sudah dapat dideteksisecara dini serta dapat segera diambil kebijakan untuk mengatasinya, mengevaluasi efektifitas sistem manajemen risiko yang diterapkan.
            Risk management system yang diterapkan tentunya diperlukan penyesuaian apabila terdapat perubahan-perubahan dalam komponennya. Peningkatan kompleksitas operasional tentu akan mempengaruhi pendekatan yangditerapkan. Bank yang mendapatkan otorisasi memberikan jasa pelayanan valuta asing (Devisa) tentunya risk management system akan berubahmengingat risiko nilai tukar akan menjadi tambahan risiko Bank.


8
            Volatilitas faktor risiko yang tinggi akan mengakibatkan volatilitas yang sudah ditetapkan perlu direvisi. Dalam pelaksanaannya, risk management unit (risk manager) akan memberikan seluruh informasi yang diperlukan berkaitan dengan risk management committee sebelum diputuskan dalam rapat komite.


9
BAB III
PENUTUP


1.      KESIMPULAN

            Kecenderungan Bank-bank internasional dalam penerapan manajemen risiko dipengaruhi oleh adanya insentif kebutuhan modal yang lebih rendah bila dibandingkan dengan hasil kebutuhan modal dengan metode  standard . Konsekuensi penerapan internal model  dalam perhitungan CAR, Bank-bank harus memenuhi beberapa persyaratan minimum yang diberlakukan oleh Bank Sentral atau lembaga pengawasan jasa keuangan.
            Salah satu syarat bahwa keterlibatan senior management dalam risk management process harus dituangkan secara jelas dalam prosedur penerapan manajemen risiko. Dengan demikian tanggungjawab pelaksanaan manajemen risiko berada pada  level  senior management dari Bank dimaksud. Oleh sebab itu, pemahaman risk management system oleh senior level management merupakan keharusan apabila Bank ingin menerapkan manajemen risiko secara efektif.
            Pengembangan pengawasan perbankan dan langkah-langkah yang ditempuh oleh Bank Indonesia dalam upaya menerapkan risk based supervision tidak semata ditujukan untuk kepentingan otoritas pengawasan perbankan. Lebih dari itu, langkah-langkah yang dilakukan oleh Bank Indonesia memiliki orientasi yang sama dengan perbankan, yaitu mewujudkan lembaga keuangan yang dapat beroperasi secara sehat danefisien sehingga dapat meningkatkan shareholder’s value, yang pada gilirannya dapat memberikan manfaat dan keuntungan bagi nasabah.
            Keberhasilan perbankan untuk dapat beroperasi secara sehat dan efisien sangat bergantung pada kemampuan menerapkan risk management system secara konsisten, yaitu mencakup identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko, baik external maupun internal risks                                                                         
                                                                                                                                                           10
Persyaratan untuk pengawasan Bank yang Efektif :
Tanggung jawab dan tujuan yang jelas bagi setiap lembaga yangterkait dengan tugas-tugas pengawasan bank, antara lain meliputi :
• independensi operasional dan kecukupan sumber daya
• kerangka kerja yuridis (legal framework), termasuk pendirian bank, pengawasan, dan perlindungan bagi pengawas
• tukar menukar informasi antar-pengawas dan perlindungan kerahasiaan informasi

Pendirian dan Struktur 
  Kegiatan yang diperbolehkan bagi lembaga yang diberi ijin operasidan diawasi sebagai bank harus didefinisikan secara jelas, dan penggunaan kata ‘bank’ dalam nama harus dikendalikan. Kewenangan menetapkan kriteria dan menolak usulan pendirian bank yang tidak memenuhi standar. Proses perijinan minimal mencakup penilaian struktur kepemilikan, organisasi dan manajemen, rencana kerja dan pengendalian intern, serta rekomendasi otoritas negara asal untuk bank asing. Kewenangan pengawas untuk mengkaji dan menolak berbagai proposal mengenai perubahan kepemilikan bank (controlling interest). Kewenangan pengawas dalam menetapkan kriteria untuk mengkaji akuisisi dan investasi yang dilakukan bank, serta memastikan bahwa afiliasi/struktur perusahaan tidak membawa bank pada risiko yang tinggi dan/ mengaburkan efektivitas pengawasan.
Pengaturan dan Persyaratan Kehati-hatian:
  Pengawas harus menetapkan kebutuhan modal minimum (KPMM), dan khusus untuk bank-bank yang beroperasi dalam ruang lingkup internasional, persyaratan sekurang-kurangnya sebagaimana ditetapkan Basle Capital Accord. Dalam sistem pengawasan telah mencakup penilaian independen terhadap kebijakan, praktek-praktek dan prosedur perkreditan/investasi bank. Pengawas harus dapat memastikan bahwa kegiatan bank telahsesuai dengan kebijakan, praktek-praktek dan prosedur dalam melakukan penilaian kualitas aset dan kecukupan cadangan.
11

Pengawas harus dapat memastikan bahwa kegiatan bank telah memiliki sistem informasi manajemen untuk mengidentifikasi konsentrasi risiko dalam portofolio bank (risiko kepada peminjam individu maupun grup terkait). Pengawas bank telah menetapkan batasan-batasan mengenai BMPK bagi bank (pihak terkait), termasuk upaya pemantauan dan upaya-upaya mengatasi timbulnya risiko.
  Pengawas harus dapat memastikan bahwa bank telah memiliki kebijakan dan prosedur yang memadai untuk mengidentifikasi, memantau dan mengendalikan country risk dan transfer risk dalambisnis perbankan internasional, termasuk kecukupan cadangan untuk mengantisipasi risiko. Pengawas harus dapat memastikan bahwa bank telah memiliki sistem yang dapat menghitung secara akurat dan mengendalikanmarket risk, dan jika perlu, menetapkan limit/capital charge tertentu atas market risk exposure. Pengawas harus dapat memastikan bahwa bank telah memiliki proses manajemen risiko untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan berbagai risiko potensial. Pengawas hartus memastikan bahwa bank telah memiliki pengendalian intern yang memadai sebanding dengan jenis dan ukuran bisnis. Pengawas harus memastikan bahwa bank telah memiliki kebijakan, praktek-praktek dan prosedur untuk meningkatkan standar etika dan profesionalisme perbankan dan mencegah terjadinya praktek-praktek criminal.
Metode Pengawasan Bank
  Sistem pengawasan bank yang efektif sekurang-kurangnya meliputi atau kombinasi dari bentuk pengawasan langsung/pemeriksaan (on-site examination) dan pengawasan tidak langsung (off-sitesupervision). Pengawas harus melakukan kontak secara teratur dengan manajemen bank dan memiliki pemahaman yang seksama terhadap kegiatan bank yang diawasi. Pengawas harus melakukan kegiatan pengumpulan data, pengkajian dan analisis terhadap laporan-laporan bank, baik secara individu maupun konsolidasi. Pengawas harus melakukan kegiatan pembuktian terhadap kebenaran informasi pengawasan, baik melalui pemeriksaan maupun menggunakan jasa auditor ekstern.
            Salah satu unsur mendasar dari pengawasan bank adalah kemampuan pengawas untuk mengawasi organisasi bank secara konsolidasi Kebutuhan Informasi. Pengawas harus dapat memastikan bahwa bank telah memiliki catatan akuntansi yang memadai berdasarkan prinsip-prinsip yangberlaku dan diterapkan secara konsisten, sehingga dapat menyajikan laporan keuangan bank secara wajar dan benar.
12
Kewenangan Formal Pengawas
  Pengawas harus memiliki kewenangan untuk melakukan langkah-langkah tindak lanjut pengawasan apabila dijumpai adanya bank yang tidak mampu memenuhi ketentuan kehati-hatian, pelanggaran ketentuan, atau karena adanya hal-hal lain yang dapat mengancam kepentingan nasabah Cross-Border Banking. Pengawas harus menerapkan pemantauan dan pengawasan bank secara konsolidasi dan global, terutama terhadap unit-unit usaha bank (cabang, agen dan anak perusahaan) yang beroperasi di luar negeri. Pengawas melakukan kontak dan tukar menukar informasi mengenai bank yang diawasi dengan otoritas pengawas negara lain. Pengawas harus mensyaratkan bahwa terhadap kegiatan operasional kantor cabang bank asing diperlakukan sama dengan bank lokal, dan memiliki kewenangan tukar menukar informasi yang diperlukan dengan pengawas negara asalnya