Monday, October 27, 2014

Pembenaran EYD pada Artikel

JAKARTA, KOMPAS.com — Kawasan Monumen Nasional di Jakarta Pusat masih belum bisa bersih dari pedagang kaki lima. Serbuan pedagang bahkan tampak sangat mencolok pada akhir pekan.

Pada Sabtu (25/10) dan Minggu (26/10), misalnya, area taman di dalam pagar kawasan Monumen Nasional (Monas) dipenuhi PKL yang menjual aneka jenis barang dagangan.

Ada pedagang yang membawa makanan dan minuman dalam kemasan dalam keranjang dan berkeliling. Hal serupa dilakukan pedagang tikar, kacamata, dan aneka jenis barang lainnya.

Pedagang lain menggelar barang dagangan mereka dengan beralaskan plastik lebar. Barang dagangan yang dijual pedagang jenis ini antara lain pakaian, topi, suvenir, dan mainan anak.

Ada pula pedagang yang memboyong gerobak lengkap dengan meja-kursi serta tenda. Untuk memasang tenda, mereka mematok paku besar di batu alam.

Tidak hanya itu. Ada pula pedagang yang menggelar komedi putar, persewaan sepeda motor kecil untuk anak, serta area bermain anak berukuran jumbo.

Kartika, seorang pengunjung Monas, mengatakan, kondisi Monas saat ini mirip pasar rakyat. ”Mau cari apa saja bisa di Monas ini. Tapi, ya, konsekuensinya taman ini jadi sangat ramai. Belum lagi sampah yang bertebaran di mana-mana,” kata warga Pancoran ini.

Meskipun demikian, Monas masih menjadi tempat tujuan wisata bagi sebagian orang. ”Paling murah, ya, ke Monas. Apalagi untuk anak-anak. Kalau soal pedagang, ya, harus pintar-pintar cari pedagang yang benar. Kalau tidak, bisa kena getok harganya,” kata Zulkifli, warga Cikini.

Zulkifli memilih jajan di tenda kuliner yang disediakan pada acara Jakarta Marathon di Monas. Selain harganya pasti, kenyamanan menikmati makanan serta kebersihan dianggap lebih terjamin.

Kepala Unit Pengelola Kawasan Monas Rini Hariyani mengatakan, tantangan pembenahan Monas masih sangat besar, terutama soal pengaturan PKL.

”Menata PKL ini tidak mudah karena mereka sudah lama berjualan. Beberapa kali kami tertibkan, mereka terus melawan,” katanya.

Rini mengatakan, pihaknya akan berkonsultasi dengan Garnisun untuk menjajaki kemungkinan penjagaan pintu masuk Monas oleh tentara. Langkah ini diharapkan bisa membantu penertiban PKL agar tidak lagi masuk ke area Monas.

Sementara perbaikan menyeluruh pagar Monas belum bisa dilakukan tahun ini karena terkendala anggaran. Pagar yang ada saat ini memiliki banyak celah. Ada pagar yang bisa diangkat sehingga orang bisa menerobos masuk. Ada pula perusakan pintu pagar. Rini menargetkan, tahun depan pagar akan diperbaiki seluruhnya setelah anggaran cair.

Adapun tempat relokasi PKL di area IRTI, yang dibuat pihak ketiga, belum bisa digunakan karena masih tahap penyelesaian. Selain itu, UP Kawasan Monas juga tengah menyiapkan peraturan agar pengelolaan lokasi relokasi itu bisa dilakukan pihak professional

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2014/10/27/18093391/PKL.Masih.Marak.di.Area.Taman.Monas


Salah
Benar
1.        Memboyong
Membawa
2.        Mematok
Memaku
3.        Jumbo
Besar
4.        Mau cari
Mau Mencari
5.        Taman ini jadi sangat ramai
Taman ini menjadi sangat ramai
6.        harus pintar-pintar cari pedagang
Harus pintar mencari pedagang
7.     Kawasan Monas juga tengah menyiapkan
Kawasan Monas juga sedang menyiapkan


Tuesday, October 21, 2014

Betapa Hebat nya Bahasa Indonesia

Betapa Hebat nya Bahasa Indonesia

Tahukah anda bahwa Bahasa Indonesia merupakan menduduki peringkat 15 di Bahasa tersulit di pelajari ? Dan Tahukah anda bahwa Bahasa Indonesia Dipelajari di 45 Negara ?
Kita yang memang lahir di tanah air Indonesia sering kali meremehkan  Bahasa Indonesia. Contoh pada saat Ujian Bahasa Indonesia saat sekolah atau kuliah, kita akan sering dapati banyak murid mengatakan  tidak perlu belajar untuk menghadapi Ujian Bahasa Indonesia dan betapa terkejut nya mereka saat melihat hasil ujian mereka yang di bawah rata-rata karena meremehkan Bahasa Indonesia.

Mengapa Bahasa Indonesia di anggap sulit di mata dunia ?

Pertama karena Imbuhan. Imbuhan merupakan masalah yang paling besar di Bahasa Indonesia, dengan Imbuhan awal layak nya, me-, ke-, di-, ter-, pe-, dan imbuhan akhir seperti –kan, -i, -nya, -an, yang membuat banyak orang yang terjebak, bila kata memiliki imbuhan berbeda maka berbeda pula arti nya. Contoh nya seperti Penari dan Menari, Penari berarti seseorang yang (mengerjakan) menari sedangkan Menari berarti memainkan tari (menggerak-gerakkan badan  dengan berirama dan sering diiringi dengan bunyi-bunyian). Hanya perbedaan pada Pe- dan Me- membuat sebuah arti kata berbeda jauh.

Kedua karena Kata Serapan, bahkan Bahasa Indonesia pun bukan semua nya asli dari Indonesia. Kata serapan ialah kata yang berasal dari Bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke dalam suatu Bahasa dan di terima pemakaiannya secara umum. Kata seperti Artis, Balon, dan Kalkulator merupakan kata serapan dari Artist, Balloon, dan Calculator.

Ketiga adalah Kata singkatan. Mungkin kita sudah familiar dengan kata Capres dan Pemilu, kedua kata itu merupakan singkatan dari Calon Presiden dan Pemilihan Umum. Dengan banyak nya berbagai  kata singkatan membuat kosakata Bahasa Indonesia menjadi lebih banyak dan membuat Bahasa Indonesia lebih beragam.

Dan yang terakhir adalah Variasi Kata. Inilah yang membuat Bahasa Indonesia sangat berbeda dengan Bahasa Inggris, contoh nya kata nasi atau rice di Bahasa Inggris, di Indonesia nasi yang di masih di tanam di sebut padi, setelah di panen menjadi gabah, dan lalu menjadi beras, setelah di masak baru lah menjadi kata nasi. Sedangkan di Bahasa inggris semua nya tetap di sebut rice walaupun berbeda bentuk nya.

Karena ke empat masalah itu lah yang membuat Bahasa Indonesia menarik di mata dunia dan ingin mempelajari nya.


Menurut Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Departemen Luar Negeri Andri Hadi pada rapat pleno Kongres IX Bahasa Indonesia, 

"Saat ini ada 45 negara yang ada mengajarkan bahasa Indonesia, seperti Australia, Amerika, Kanada, Vietnam, dan banyak negara lainnya," katanya. Mengambil contoh Australia, Andri Hadi menjelaskan, di Australia bahasa Indonesia menjadi bahasa populer keempat. Ada sekitar 500 sekolah mengajarkan bahasa Indonesia. Bahkan, anak-anak kelas 6 sekolah dasar ada yang bisa berbahasa Indonesia".
Lebih dari itu menurut Kompas, bahasa Indonesia merupakan bahasa kedua di Vietnam. Berikut kutipannya.

"JAKARTA, KOMPAS.com--Pemerintah Daerah Ho Chi Minh City, Vietnam, mengumumkan Bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua secara resmi pada bulan Desember 2007, kata seorang diplomat Indonesia.

"Bahasa Indonesia sejajar dengan Bahasa Inggris, Prancis dan Jepang sebagai bahasa kedua yang diprioritaskan," kata Konsul Jenderal RI di Ho Chi Minh City untuk periode 2007-2008, Irdamis Ahmad di Jakarta pada Jumat.

Perguruan tinggi disitu juga mengadakan lomba pidato dalam Bahasa Indonesia, lomba esei tentang Indonesia dan pameran kebudayaan. Universitas Hong Bang, Universitas Nasional HCMC dan Universitas Sosial dan Humaniora membuka studi Bahasa Indonesia.

"Jumlah mahasiswa yang terdaftar sampai Nopember 2008 sebanyak 63 orang dan menurut universitas-universitas itu, minat untuk mempelajari Bahasa Indonesia cenderung meningkat," kata Irdamis.


Itu lah mengapa kita sebagai rakyat pengguna asli Bahasa Indonesia seharus nya bangga dengan Bahasa Indonesia. Janganlah kita meremehkan Bahasa Indonesia, bisakah kalian bayangkan betapa malu nya bila pemuda-pemudi di Vietnam dapat menggunakan Bahasa Indonesia lebih baik dari pemuda-pemudi Indonesia ?